Kamis, 31 Mei 2012

abortus kompletus


BAB I
PENDAHULUAN

1.1.       LATAR BELAKANG

Banyak yang tidak tahu tentang abortus, karena setiap pendarahan sebetulnya belum tentu abortus.  Abortus/keguguran sendiri artinya suatu ancaman atau pengeluaran hasil konsepsi pada usia kehamilan kurang dari 20 minggu atau berat janin kurang dari 500 gram. Sedangkan konsepsi merupakan pembuahan sel sperma terhadap sel telur.Abortus  bermacam-macam jenisnya, makanya tidak setiap pendarahan selalu dilakukan tindakan kiret/kuretase. Ada yang dipertahankan sampai waktu tertentu dengan cara baring total dan obat-obatan penguat kandungan.
“Aborsi” adalah istilah biasa yang digunakan untuk menunjukkan penghentian kehamilan. “Abort” berarti “mengakhiri”dan aborsi bergun untuk mengakhiri kehamilan .Aborsi mungkin direncanakan dan terjadi secara spontan.Ketika kehamilan tidak direncanakan dan terjadi secara spontan. Ketika kehamilan tidak mampu diteruskan,hasilnya adalah aborsi spontan,juga dinamakan keguguran. Keguguran dapat ditandai oleh terjadinya pendarahan yang hebat dari vagina dan mungkin membutuhkan pertolongan secara medis.Aborsi biasanya dilakukan oleh dokter/ bidan/dukun, lebih disukai selama tiga bulan pertama dari kehamilan.
1.2.       RUMUSAN MASALAH
a.         Definisi abortus?
b.         Definisi abortus komplitus?
c.         Apa saja Etiologi abortus komplitus?
d.        Apa asuhan kebidanan yang diperlukan?
1.3.       TUJUAN
a.       Untuk mengetahui definisi abortus
b.      Untuk mengetahui definisi abortus komplitus
c.       Untuk mengetahui apa saja Etiologi abortus komplitus
d.      Untuk mengetahui asuhan kebidanan yang diperlukan


BAB II
PEMBAHASAN

2.1. DEFINISI ABORTUS

“Aborsi” adalahistilahbiasa yang digunakanuntukmenunjukkanpenghentiankehamilan. “ Abort ” berarti “ mengakhiri ” dan aborsi berguna untuk mengakhiri kehamilan .Aborsi mungkin direncanakan dan terjadi secara spontan .Ketika kehamilan tidak mampu diteruskan ,hasilnya adalah aborsi spontan ,juga dinamakan keguguran .Keguguran dapat ditandai oleh terjadinya pendarahan dari vagina dan mungkin membutuhkan pertolongan secara medis.
Abortus adalah pengeluaran hasil konsepsi sebelum janin mampu hidup luar kandungan. Batasan abortus adalah umur kehamilan kurang dari 20 minggu dan berat janin kurang dari 500 gram ( Greenhill, 1965). Sedang menurut WHO /FIGO (1998) adalah jika kehamilan kurang dari 22 minggu, bila berat janin tidak diketahui.Di Indonesia umumnya batasan untuk abortus adalah sesuai dengan definisi Greenhill yaitu jika umur kehamilan kurang dari 20 minggu dan berat janin kurang dari 500 gram.Abortus spontan dibagi menjadi abortus awal dan abortus yang terlambat. Abortus awal terjadi sebelum usia kehamilan mencapai 12 minggu. Abortus yang terlambat terjadi pada usia kehamilan 12 sampai 20 minggu (Gilbert dan Harmon,2003).
Abortus harus diduga bila seorang wanita dalam masa reproduksi mengeluh tentang perdarahan pervaginam setelah mengalami terlambat haid.Kecurigaan tersebut diperkuat dengan ditentukannya kehamilan muda pada pemeriksaan bimanual dan dengan tes kehamilan secara biologis (Galli Mainini) atau imunologik (Pregnosticon, Gravindex).
Sebagai kemungkinan diagnosis yang lain harus dipikirkan kehamilan ektopik terganggu, mola hidatidosa, atau kehamilan dengan kelainan pada serviks.
Kehamilan ektopik terganggu dengan hematokel retrouterina kadang sulit dibedakan dengan abortus dimana uterus posisi retroversi.Pada keduanya ditemukan amenorea disertai perdarahan pervaginam, rasa nyeri di perut bagian bawah, dan tumor dibelakang uterus.Tetapi keluhan nyeri biasanya lebih hebat pada kehamilan ektopik.Apabila gejala-gejala menunjukan kehamilan ektopik terganggu, dapat dilakukan kuldosintesis untuk memastikan diagnosanya.Pada molahidatidosa uterus biasanya lebih besar daripada lamanya amenorea dan muntah lebih sering.Apabila ada kecurigaan terhadap molahidatidosa, perlu dilakukan pemeriksaan ultrasonografi.
Karsinoma serviks uteri, polypus serviks dan sebagainya dapat menyertai kehamilan.Perdarahan dari kelainan ini dapat menyerupai abortus.Pemeriksaan dengan spekulum, pemeriksaan sitologik dan biopsi dapat menentukan diagnosis dengan pasti.

Abortus dibagi menjadi beberapa jenis, menurut kejadiannya abortus dibagi atas abortus spontan yang memang terjadi secara alamiah dan abortus provokatus yang kejadiannya dibagi atas abortus spontan yang memang terjadi secara alamiah dan abortus provokatus yang kejadiannya dipicu hal-hal tertentu. Menurut aspek klinis abortus dapat dibagi menjadi 6 golongan, yaitu abortus imminens, abortus insipiens, abortus kompletus, abortus inkompletus, missed abortion dan abortus habitualis. Masing-masing abortus memiliki tanda dan karakteristik sendiri.

Macam-macam Abortus adalah:
1. Abortus spontan
Abortus spontan adalah penghentian kehamilan sebelum janin mencapai viabilitas(usia kehamilan 22 minggu). Tahapan abortus spontan meliputi
a.         Abortus imminens (kehamilan dapat berlanjut).
Abortus imminens adalah peristiwa terjadinya perdarahan dari uterus pada kehamilan sebelum 20 minggu, dimana hasil konsepsi masih dalam uterus dan tanpa dilatasi serviks.Pada kondisi seperti ini, kehamilan masih mungkin berlanjut atau dipertahankan.
b.    Abortus insipiens (kehamilan tidak akan berlanjut dan akan berkembang menjadiabortus inkomplit atau abortus komplit).
Abortus insipiens adalah peristiwa perdarahan uterus pada kehamilan sebelum 20 minggu dengan adanya dilatasi serviks uterus yang meningkat, tetapi hasil konsepsi masih dalam uterus. Kondisi ini menunjukan proses abortus sedang berlangsung dan akan berlanjut menjadi abortus inkomplit atau komplit.
c.     Abortus inkomplit (sebagian hasil konsepsi telah dikeluarkan).
Abortus inkomplit adalah pengeluaran sebagian hasil konsepsi pada kehamilan sebelum 20 minggu dengan masih ada sisa tertinggal dalam uterus.
d.   Abortus komplit (seluruh hasil konsepsi telah dikeluarkan).
Abortus komplit adalah pengeluaran seluruh hasil konsepsi pada kehamilan sebelum 20 minggu.
e.              Abortus yang disengaja
abortus provokatus adalah pengakhiran kehamilan sebelum 20 minggu akibat suatu tindakan. Abortus provokatus dibagi menjadi 2 yaitu :
a.        Abortus provokatus terapeutik / artificialis
Merupakan terminasi kehamilan secara medis atau bedah sebelum janin mampu hidup (viabel).
Beberapa indikasi untuk abortus terapeutik diantaranya adalah penyakit jantung persisten dengan riwayat dekompensasi kordis dan penyakit vaskuler hipertensi tahap lanjut. Yang lain adalah karsinoma serviks invasif. American College Obstetricians and Gynecologists (1987) menetapkan petunjuk untuk abortus terapeutik :
·       Apabila berlanjutnya kehamilan dapat mengancam nyawa ibu atau mengganggu kesehatan secara serius. Dalam menentukan apakah memang terdapat resiko kesehatan perlu dipertimbangkan faktor lingkungan pasien.
·       Apabila kehamilan terjadi akibat perkosaan atau incest. Dalam hal ini pada evaluasi wanita yang bersangkutan perluditerapkan kriteria medis yang sama.
·       Apabila berlanjutnya kehamilan kemungkinan besar menyebabkan lahirnya bayi dengan retardasi mental atau deformitas fisik yang berat.
b.        Abortus provokatus kriminalis
Abortus provokatus kriminalis adalah interupsi kehamilan sebelum janin mampu hidup atas permintaan wanita yang bersangkutan, tetapi bukan karena alasan penyakit janin atau gangguan kesehatan ibu.Sebagian besar abortus yang dilakukan saat ini termasuk dalam katagori ini.
f.               Abortus tidak aman
Abortus tidak aman adalah suatu prosedur yang dilakukan oleh orang yang tidak
berpengalaman/ dalam lingkungan yang tidak memenuhi standar medis minimal/keduanya.
g.              Abortus septic
Abortus infeksiosa adalah abortus yang disertai infeksi pada genitalia, sedangkan abortus septik adalah abortus infeksiosa berat disertai penyebaran kuman atau toksin ke dalam peredaran darah atau peritoneum.

2.2. PENGERTIAN ABORTUS KOMPLITUS  
Abortus komplitus merupakan abortus spontan yang tidak dapat dihindari. Abortus kompletus ( keguguran lengkap ) adalah abortus yang hasil konsepsi (desidua dan fetus) keluar seluruhnya sebelum usia kehamilan 20 minggu.Ciri terjadinya abortus kompitus adalah: perdarahanpervaginam, kontraksi uterus, ostium serviks sudah menutup, ada keluar jaringan, tidak ada sisa dalam uterus, uterus telah mengecil. Diagnosis komplet ditegakkan bila jaringan yang keluar juga diperiksa kelengkapannya.

 Untuk memastikan rahim sudah bersih atau belum bisa dilakukan dengan pemeriksaan USG oleh dokter Spesialis Obstetri  dan Ginekologi. Tidak memerlukan penanganan khusus apabila rahim sudah bersih.Hanya saja pendarahan yang banyak bisa menimbulkan anemia atau kehilangnan haemoglobin dalam jumlah besar sehingga diperlukan tranfusi darah.Kalau hanya menderita anemia ringan saja, perlu diberikan tablet besi dan dianjurkan supaya makan makanan yang mengandung banyak protein, vitamin dan mineral.
Penanganan spesifik Abortus Komplit:
  • Apabila kondisi pasien baik, cukup diberi tablet ergometrin 3×1 tablet/hari untuk 3-5 hari.
  • Apabila pasien mengalami anemia sedang, berikan tablet sulfas ferosus 600 mg/hari selama 2 minggu disertai dengan anjuran mengkonsumsi makanan bergizi. Untuk anemia berat berikan transfuse darah.
  • Apabila tidak terdapat tanda-tanda infeksi tidak perlu diberi antibiotika, atau apabila khawatir akan infeksi dapat diberi antibiotik profilaksis.
·         Anjurkan pasien untuk diet tinggi protein,vitamin dan mineral.
·         Bila pasien anemia, berikan hematinik seperti sulfas ferosus atau transfusi darah 
·         Observasi untuk melihat adanya perdarahan banyak.
·         Pastikan untuk tetap memantau kondisi ibu setelah penanganan.
·         Kirimkan hasil konsepsi untuk pemeriksaan patologi (adanya hasil konsepsi,membuktikan bahwa bukan mola, kehamilan ektopik, dan sebagainya)
·         Kuretase tidak diperlukan
·         Erogonovin atau metilergonovin maleat diberikan tiga kali sehari dengan dosis 0,2 mg per oral selama tiga hari, dapat membangtu kontraksi uterus

2.3.    ETIOLOGI
Faktor yang memnyebabkan kematian fetus adalah faktor ovum sendiri, faktor ibu dan faktor bapak.
·               Kelainan ovum
                      Pada ovum abnormal 6% diantaranya terdapat degenerasi hidatid vilu. Abortus spontan yang disebabkan oleh karena kelainan dari ovum berkurang kemungkinan kalau kehamilan sudah lebih dari 1 bulan, artinya makin muda kehamilan saat terjadinya abortus makin besar kemungkinan disebabkan oleh kelainan ovum.
                      Penemuan morfologis yang paling sering terjadi dalam abortus dini spontan adalah abnormalitas dalam perkembangan zigot, embrio fase awal janin, atau kadang-kadang plasenta.Perkembangan janin yang abnormal, khususnya dalam trimester pertama kehamilan, dapat diklasifikasikan menjadi perkembangan janin dengan kromosom yang jumlahnya abnormal (aneuploidi) atau perkembangan janin dengan komponen kromosom yang normal (euploidi).

                      Abnormalitas kromosom sering terjadi di antara embrio dan janin fase awal yang mengalami abortus spontan serta menjadi sejumlah besar atau sebagian besar kehamilan awal yang sia-sia.Penelitian menyebutkan bahwa 50 – 60 % dari abortus dini spontan berhubungan dengan anomali kromosom pada saat konsepsi.
                      Menurut Hertig dkk pertumbuhan abnormal dari fetus sering menyebabkan abortus spontan. Menurut penyelidikan mereka, dari 1000 abortus spontan, maka 48,9 % disebabkan oleh ovum yang patologis (Mochtar,1998).Dua keadaan yang mungkin menjadi penyebab terjadinya abortus diatas : (1) abnormalitas genetik (2) sejumlah kasus maternal.
·               Pengaruh endokrin
Kenaikan insiden abortus bisa disebabkan oleh hipertiroidisme, diabetes mellitus, dan defisiensi progesteron. Defisiensi progesteron karena kurangnya sekresi hormon tersebut dari korpus luteum atau plasenta, mempunyai kaitan dengan insiden abortus. Karena progesteron berfungsi mempertahankan desidua, defisiensi hormon tersebut secara teoritis akan mengganggu nutrisi pada hasil konsepsi dan berperan dalam peristiwa kematian janin.
·           Faktor imunologis
Ada dua mekanisme utama pada abnormalitas imunologis yang berhubungan dengan abortus, yaitu : mekanisme alloimun dan mekanisme autoimun. Mekanisme autoimun adalah mekanisme timbulnya reaksi seluler atau humoral yang ditujukan kepada suatu lokasi spesifik dalam tubuh hospes. Alogenitas digunakan untuk menjelaskan ketidaksamaan genetik antar binatang dari spesies yang sama. Janin manusia merupakan cangkokan alogenik yang diterima dengan baik oleh tubuh ibu berdasarkan alasan yang tidak diketahui secara lengkap. Beberapa mekanisme imunologi dilaporkan bekerja untuk mencegah penolakan janin. Mekanisme tersebut mencakup faktor histokompatibilitas, faktor penghambat sirkulasi, faktor supressor lokal dan antibodi antileukositotoksik maternal atau anti paternal. Tidak adanya atau tidak disintesisnya salah satu faktor diatas oleh tubuh ibu menyebabkan terjadinya reaksi imun maternal abnormal yang berbalik melawan antigen dalam plasenta atau dalam jaringan janin lainnya dan mengakibatkan abortus.
·               Gamet yang menua
  Baik umur sperma atau ovum dapat mempengaruhi angka insiden abortus spontan. Gamet yang bertambah tua dalam traktus genitalis wanita sebelum fertilisasi, dapat meningkatkan kemungkinan terjadinya abortus.


·               Kelainan genetalia ibu
Ø Anomali congenital (hipoplasia uteri, uterus bikornus, dll)
Ø Kelainan letak dari uterus seperti retrafleksi uteri fiksata.
Ø Tidak sempurnanya persiapan uterus menanti nidasi yang telah dibuahi.
Ø Uterus terlalu cepat teregang (ada, kehamilan ganda).
Ø Distorsio uterus
·               Gangguan sirkulasi plasenta
                      Dijumpai pada ibu yang menderita penyakit refatis, hipertensi, hoksemia gravidarum, anomaly plasenta, dan endarteritis oleh lues.
·               Penyakit-penyakit ibu
         Misalnya pada :
Ø   Penyakit Infeksi yang memnyebabkan demam tinggi seperti pneumonia, tifoid, pielitis, rubeola, demam malta, dsb. Kematian fetus dapat disebabkan karena toksin dari ibu/ invasi kuman/ virus pada fetus.
Ø  Keracunan nikotin, gas racun, alcohol, dll.
Ø  Ibu yang arfiksia pada dekompensasi kordis, penyakit paru berat, anemi gravis.
Ø  Malnutrisi, avitaminosis dan gangguan metabolisme, hipotiroid, kekurangan vitamin A, C, atau E, diabetes melitus.
·               Antagonis Rhesus
         Pada antagonis rhesus, darah ibu yang melalui plasenta merusak darah fesus, sehingga terjadi anemia pada fetus yang berakibat meninggalnya fetus.
·         Terlalu cepatnya korpus luteum menjadi atrafis; / faktor serviks yaitu inkompetensi serviks, servisitis.
·         Perangsangan pada ibu yang memnyebabkan uterus berkontraksi umpamanya : sangat terkejut, obat-obatan uterotonika, ketakutan, laparotomi, dll.
·          Penyakit Bapak : umur lanjut, penyakit kronis seperti : TBC, anemi, dekompensasis kordis, malnutrisi, nefritis, sifilis, keracunan (alcohol, nikotin dll) sinar roentgen, avitaminosis.

2.4.    ASUHAN KEBIDANAN YANG DIPERLUKAN
·      penegakan diagnosis
Ø  Terlambat haid atau amenore kurang dari 20 minggu.
·         Pada pemeriksaan fisik: keadaan umum tampak lemah atau kesadaran menurun, tekanan darah normal atau menurun, denyut nadi normal atau cepat dan kecil, suhu badan normal atau meningkat.
·         Perdarahan pervaginam, mungkin disertai keluarnya jaringan hasil konsepsi
·         Rasa mulas atau keram perut di daerah atas simfisis, sering disertai nyeri pinggang akibat kontraksi uterus
·      pemeriksaan ginekologi :
Ø  inspeksi vulva : perdarahan pervaginam ada/ tidak  jaringan hasil konsepsi, tercium/tidak bau busuk darivulva 
Ø  Inspekulo: perdarahan dari cavum uteri, ostium uteri terbuka/ sudah tertutup, ada/tidak jaringan keluar dari ostium, ada atau tidak cairan atau jaringan berbau busuk dari ostium.
Ø  Colok vagina: porio masih terbuka atau sudah tertutup, teraba atau tidak jaringan dalam cavum uteri, besar uterus sesuai atau lebih kecil dari usia kehamilan, tidak nyeri saat porssio di goyang, tidak nyeri pada perabaan adneksa, kavum douglashi, tidak menonjol dan tidak nyeri.
Ø  Tes kehamilan: positif bila janin masih hidup, bahkan 2-3 minggu setelah abortus.
Ø  pemeriksaan doppler atau usguntuk menentukan apakah janinmasih hidup
Ø  pemeriksaan kadar fibrinogen darah pada missed abortion

·         manifestasi klinis
­            -semua hasil konsepsi telahdikeluarkan
-ostium uteri telah menutup
            -uterus sudah mengecil sehingga perdarahan sedikit
-besar uterus tidak sesuai dengan usia kehamilan.



BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Abortus komplitus merupakan abortus spontan yang tidak dapat dihindari.Abortus kompletus (keguguran lengkap) adalah abortus yang hasil konsepsi (desidua dan fetus) keluar seluruhnya sebelum usia kehamilan 20 minggu.Ciri terjadinya abortus kompitus adalah: perdarahan pervaginam, kontraksi uterus, ostium serviks sudah menutup, ada keluar jaringan, tidak ada sisa dalam uterus, uterus telah mengecil.Diagnosis komplet ditegakkan bila jaringan yang keluar juga diperiksa kelengkapannya.


DAFTAR PUSTAKA           
                                   
Ø  Supriyadi Teddy, Gunawan Johanes. 1994. Kapita Selekta Kedaruratan Obstetri dan Ginekologi. Jakarta: EGC
Ø  Rahayu Sri, Mahmudah Laili, dkk. 2003. Buku Ajar Bidan Myles, Ed.14 .jakarta: EGC
Ø  R. Scott James, J. Disaia Philip, dkk. 1995. Buku Saku Obstetri dan Ginekologi. Jakarta: Widya Medika





















iii

anatomi fisiologi panggul


BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang

Pelvis
Dalam anatomi manusia, pelvis / panggul merupakan bagian dari inferioposterior batang pada perut di daerah transisi antara batang tubuh dan anggota tubuh bagian bawah (paha hingga kaki). Pelvis merupakan kata lain dari cekungan dan merupakan nama bagi panggul, disebut cekungan karena panggul kita berbentuk cekungan.
Pelvis adalah daerah batang tubuh yang berada di sebelah dorsokaudal terhadap abdomen dan merupakan daerah peralihan dari batang tubuh ke extremitas inferior. Pelvis bersendi dengan vertebra lumbalis ke-5 di bagian atas dan dengan caput femoris kanan dan kiri pada acetabulum yang sesuai. Pelvis dibatasi oleh dinding yang dibentukoleh tulang, ligamentum, dan otot. Cavitas pelvis yang berbentuk seperti corong, memberi tempat kepada vesicaurinaria, alat kelamin pelvic, rectum, pembuluh darah dan limfe, dan saraf.
1.2  Rumusan Masalah
a.       Apa saja kerangka yang menyusun pnggul?
b.      Bagaimana persarafan pada panggul?
c.       Apa saja otot-otot yang menjaga panggul?
d.      Apa saja arteri yang mendarahi pelvis?

1.3  Tujuan
a.       Mengetahui dan memahami bagaimana kerangka panggul
b.      Mengetahui dan memahami bagaimana persarafan pada panggul
c.       Mengetahui apa saja otot-otot yang menjaga panggul
d.      Menngetahui apa saja arteri yang mendarahi pelvis

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Kerangka Pelvis

Pada manusia dewasa, panggul terbentuk di punggung posterior (belakang) olehsakrum dan tulang ekor (bagian ekor dari kerangka axial), lateral dan anterior oleh sepasang tulang pinggul (bagian dari kerangka apendikularis). Pada manusia dewasa,panggul normal terdiri dari tiga tulang besar dan tulang ekor (3-5 tulang). Namun,sebelum masa pubertas tulang pinggul terdiri dari tiga tulang yang terpisah yaitu ilium, ichium, dan pubis.
Jadi, sebelum pubertas panggul dapat terdiri dari lebih dari sepuluh tulang, tergantung pada komposisi tulang ekor. Pinggul ini dibagi menjadi 2, satu di sebelah kanan dan satu di sebelah kiri tubuh. Kedua tulang pinggul yang terdiri dari 3 bagian, ilium, ichium dan pubis.
Bagian-bagian ini digabungkan bersama selama pubertas, yang berarti di masa kanak-kanak mereka adalah tulang terpisah.
Tulang sacrum merupakan penghubung tulang belakang ke panggul dan juga menjadi tempat yang memungkinkan bagi sepasang pinggul kita untuk melekat.
Pelvis merupakan cincin cekung berbentuk tulang yang menghubungkan kolomvertebral ke femurs. Fungsi utamanya untuk menyangga berat tubuh bagian atas ketikakita sedang duduk, berdiri dan beraktivitas. Fungsi sekundernya adalah untuk mengandung (pada wanita) ketika hamil dan melindungi viscera pelvis dan abdominopelvic viscera (bagian inferior saluran kemih,organ reproduksi internal). Tulang pinggul saling terhubung satu sama lain pada anterior pubis symphysis,dan posterior dengan sacrum pada sendi sacroiliac untuk membentuk cincin panggul. Cincin ini sangat stabil sehingga menyebabkan sedikitnya mobilitas/pergerakan.
Ligamen yang paling penting dari sendi sacroiliac adalah ligamen sacrospinous dan sacrotuberous yang menstabilkan tulang pinggul pada sacrum dan mencegah promonotory dari miring ke depan. Sendi antara sacrum dan tulang ekor, sacrococcygeal symphysis. diperkuat oleh serangkaian ligamen.
Ligamen sacrococcygeal anterior merupakan perpanjangan dari anterior longitudinal ligament (ALL) yang berjalan di sisi anterior dari badan vertebra. Serat tidak teratur tersebut menyatu dengan periosteum. Setiap sisi panggul terbentuk sebagai tulang rawan, yang mengeras sebagai tiga tulang utama yang tinggal terpisah melalui masa kanak-kanak:: ilium, ichium, pubis. Saat kelahiran seluruh sendi pinggul (area acetabulum dan bagian atas femur) masih terbuat dari tulang dan otot. Gerakkan trunk/batang (bending forward) pada dasarnya adalah sebuah gerakan dari otot-otot rektus, sementara flexi lateral (bending menyamping) dicapai oleh kontraksi obliques bersama dengan lumborum kuadratus dan otot punggung intrinsic.
Dasar panggul memiliki dua fungsi: Salah satunya adalah untuk menutup ronggapanggul dan perut, serta menanggung beban dari organ visceral, yang lain adalahuntuk mengontrol bukaan rektum dan organ urogenital yang menembus dasar pangguldan membuatnya lebih lemah. Untuk melakukan keduanya, dasar panggul terdiri daribeberapa lembar otot dan jaringan ikat.


a. Os Sacrum
Os sacrum terdiri dari lima vertebrae rudimenter yang bersatu membentuk tulang berbentuk baji yang cekung kearah anterior. Pinggir atas atau basis ossis sacri bersendi dengan vertebra lumbalis V. Pinggir inferior yang sempit bersendi dengan os coceygis. Di lateral, os sacrum bersendi dengan kedua os coxae membentuk ar ticulation sacroiliaca. Pinggir anterior dan atas vertebra sacralis pertama menonjol ke depan sebagai batas posterior apertura pelvis superior, disebut promontorium os sacrum, yang merupakan bagian penting bagi ahli kandungan untuk menentukan ukuran pelvis. Foramina vertebralia bersama-sama membentuk canalis sacralis.
Canalis sacralis berisi radix anterior dan posterior nervi lumbales, sacrales, dan coccygeus filum terminale dan lemak fibrosa.
b. Os Coccygis
Os coccygis berartikulasi dengan sacrum di superior. Tulang ini terdiri dari empat vertebra rudimenter yang bersatu membentuk tulang segitiga kecil yang basisnya bersendi dengan ujung bawah sacrum.Vertebra coccygea hanya terdiri atas corpus, namun vertebra pertama mempunyai pr ocessus transverses rudimenter dan cornu coccygeum. Cornu adalah sisa pediculus dan processus articularis superior yang menonjol ke atas untuk bersendi dengan cornu sacrale.
c. Os inominatum (tulang panggul)
Tulang ini terdiri dari tiga bagian komponen, yaitu: ilium, iskium, dan pubis. Saat dewasa tulang-tulang ini telah menyatu selurunya pada asetabulum.
• Ilium:batas atas tulang ini adalah Krista ilika.
a.               Krista iliaka berjalan ke belakang dari spina iliaka anterior superior menuju spina iliaka posterior superior. Di bawah tonjolan tulang ini terdapat spina inferiornya. Permukaan aurikularis ilium disebut permukaan glutealis karena disitulah pelekatan gluteus. Linea glutealis inferior, anterior, dan posterior membatasi pelekatan gluteike tulang. Permukaan dalam ilium halus dan berongga membentuk fosailiaka. Fosailiaka merupakan tempat melekatnya m. iliakus. Permukaan aurikularis ilium berartikulasi dengan sacrum pada sendi sakro iliaka (sendi sinovial). Ligamentum sakro iliakaposterior, interoseus, dan anterior memperkuat sendi sakro iliaka. Linea iliopektinealis berjalan di sebelah anterior permukaan dalam ilium dari permukaan aurikularis menuju pubis.
b.              Iskium:terdiri dari spina di bagian posterior yang membatasi insisura iskiadika mayor (atas) dan minor (bawah. Tuberositas iskia adalah penebalan bagian bawah korpus iskium yang menyangga berat badan saat duduk. Ramus iskium menonjol ke depan dari tuberositas ini dan bertemu serta menyatu dengan ramus pubis inferior.
c.       Pubis: terdiri dari korpus serta rami pubis superior dan inferior. Tulang iniberartikulasi dengan tulang pubis di tiap sisi simfisis pubis. Permukaan superior dari korpus memiliki krista pubikum dan tuberkulum pubikum. Foramen obturatorium merupakan lubangbesar yang dibatasi oleh rami pubis dan iskium.


d. Pelvis major (panggul besar, pelvis spurium)
         Terletak cranial terhadap aperture pelvis superior (aditus pelvis).
         Terbuka dan melebar pada ujung atasnya dan harus dipikirkan sebagai bagiancavitas abdominalis.
·         Melindungi isi abdomen dan setelah kehamilan bulan ketiga, membantu menyokong uterus gravidarum
·         Selama stadium awal persalinan, pelvis major membantu menuntun janin masukke pelvis minor.
·         Kearah ventral dibatasi dinding abdomen, kearah lateral oleh fossa iliaca dextra dan fossa iliaka sinistra, dan kearah dorsal oleh vertebra L. S dan vertebra S1.
e. Pelvis minor (panggul kecil, pelvis verum)
         Berada antara aperture pelvis superior dan aperture pelvis inferior (exitus pelvis).
                   Merupakan lokasi visera pelvis (misalnya vesica urinaria).
         Dibatasi oleh permukaan dalam os coxae, os sacrum, dan os coccygis.
                   Ke bawah dibatasi oleh diaphragma pelvis.
      Pelvis minor mempunyai pintu masuk, pintu keluar, dan sebuah cavitas.
                   Pelvis minor merupakan saluran tulang yang harus dilalui oleh janin pada proses persalinan. Pada wanita, di luar kehamilan artikulasio hanya memungkinkan pergeseran sedikit, tetapi pada kehamilan dan waktu persalinan dapat bergeser lebih jauh dan lebih longgar, misalnya ujung koksigis dapat bergerak kebelakang sampai sejauh lebih kurang 2,5 cm. Hal ini dapat dilakukan bila ujung os koksigis menonjol ke depan pada saat partus, dan pada pengeluaran kepala janin dengan cunam ujung os koksigis itu dapat ditekan ke belakang. Secara fungsional, panggul terdiri dari dua bagian yaitu pelvis mayor dan pelvis minor.
Pelvis mayor adalah bagian pelvis yang terletak diatas linea terminalis, disebut juga dengan false pelvis. Bagian yang terletak dibawah linea terminalis disebut pelvis minor atau true pelvis. Pada ruang yang dibentuk oleh pelvis mayor terdapat organ –organ abdominal selain itu pelvis mayor merupakan tempat perlekatan otot – otot dan ligamen ke dinding tubuh. Sedangkan pada ruang yang dibentuk oleh pelvis minor terdapat bagian dari kolon, rektum, kandung kemih, dan pada wanita terdapat uterus dan ovarium. Pada ruang pelvis juga kita temui diafragma pelvis yang dibentuk oleh muskulus levator anidan muskulus koksigeus.Jika diamati dari superior panggul. Jika diamati dari belakang.
1.              Diameter transversa pintu atas panggul. Diameter terpanjang kiri-kanan dari pintu atas panggul. Bukan sungguh “diameter” karena tidak melalui titik pusat pintu atas panggul.
2.              Diameter / distantia interspinarum pada rongga panggul. Jarak antara kedua ujung spina ischiadica kiri dan kanan.
3.              Diameter anteroposterior pintu bawah panggul. Jarak antara ujung os coccygis sampai pinggir bawah symphisis os pubis.
4.              Diameter transversa pintu bawah panggul. Jarak antara bagian dalam dari kedua tuberositas os ischii.
5.              Diameter sagitalis posterior pintu bawah panggul. Jarak antara bagian tengah diameter transversa sampai ke ujung os sacrum.

2.2 Perkiraan Ukuran Rata-rata Panggul Wanita Normal

1.Pintu atas panggul (pelvic inlet)
Diameter transversa (DT) + 13.5 cm. Conjugata vera (CV) + 12.0 cm. Jumlah rata-rata kedua diameter minimal 22.0 cm.
2.Pintu tengah panggul (mid pelvis).
Distansia interspinarum (DI) + 10.5 cm. Diameter anterior posterior (AP) + 11.0 cm. .Jumlah rata-rata kedua diameter minimal 20.0 cm
.3.Pintu bawah panggul (pelvic outlet)
Diameter anterior posterior (AP) + 7.5 cm. Distansia intertuberosum + 10.5 cm. Jumlah rata-rata kedua diameter minimal 16.0 cm

2.3 Otot – otot pelvis
1.M. piriformis
insersi : trokhanter mayor femur 
origo : bagian depan sacrum
persyarafan : pleksus sakralis. Fungsi : memutar keluar femur pada artikulatio koksa
2.M. obturatorius
origo : membran obturatoria dan bagian tulang panggul
 insersi : trokhanter minor femur 
persyarafan : nervus obturatorius internus fleksus sakralis
fungsi : memutar keluar femur pada sendi koksae
3M. levator ani
origo : korpus pubis, fasia
insersi : korpus periniale, korpus ano koksigis kanalis ani.
persyarafan : nervus sakralis IV
fungsi : menyokong visera pubis spingter anorektal dan vagina
4.splingter ani ekterus
a.pars subkutanea,
b. pars duperfisialis
c. pars profunda
insersi : os kogsigis
persyarafan : nervus rektalis interior 
fungsi : membentuk splingter kanalis ani
5.M. koksigeus
insersi : ujung bawah os sakrum dan os kogsigeus
origus : spina ikadia
persarafan : nervus sakralis IV – V
fungsi : membantu muskulus elevator ani menyokong visera
6.M. pubo reektalis
insersi : sekitar perbatasan rektum dan kanalis ani
origo : os pubis
persarafan : nervus sakralis IV
fungsi : bersama splingter ani membentuk splingter volunter kanalis ani
7.otot urogenital pria
a.muskulus bulbo spengosus,
b. muskulus iskiokavernosus
c. muskulus splingter uretra
d. muskulus tranvesus perenei profundus
8. otot urogenital wanita
a.m bulbo spengosus
b.m iskiokavernosus
Gambar otot-otot pelvis 
Description: http://htmlimg4.scribdassets.com/42fvnykrcwv892j/images/26-4acc402c28.jpg

2.4 Arteri Pelvis
Arteri dari pelvis adalah cabang dari arteri iliaka. Kecuali arteri rektum superior yang merupakan cabang dari arteri mesenterika inferior. Cabang-cabang dari arteri iliaka interior adalah :
·      iliolumbar 
·      superior glutealolateral sacral
·      inferior gluteal
·      internal pudendal
·      middle rectal
·      inferior vescical (the uterine in the female)
·      obturator 
·      superior vesical
·      bagian terminal dari iliaca yang tersumbat dan membentuk ligamentum ubilicalis lateral dinding anterior abdomen bawah
























BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Pelvis adalah daerah batang tubuh yang berada di sebelah dorsokaudal terhadap abdomen dan merupakan daerah peralihan dari batang tubuh ke extremitas inferior. Pelvis bersendi dengan vertebra lumbalis ke-5 di bagian atas dan dengan caput femoris kanan dan kiri pada acetabulum yang sesuai. Pelvis dibatasi oleh dinding yang dibentuk oleh tulang, ligamentum, dan otot.

















DAFTAR PUSTAKA

Prof. Dr. Mochtar, Rustam, MPH. 2003. Synopsis Obstetri jilid 1. Jakarta: EGC
Veralls, Sylvia. 2003. Anatomi dan Fisiologi Terapan dalam Kebidanan. Jakarta: EGC
Prof. Sastrawinata, Sulaiman. 2002. Obstetric Fisiologi. Bandung: Universitas Padjajaran Bandung
Prof. dr. Winkjosastro, Hanifa. 2009. Ilmu kandungan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo
Pearce, Evelyn C. 2009. Anatomi dan Fisologi Untuk Paramedis. Jakarta: Kompas Gramedia
Drs. H. Syaifudin, AMK. 2005. Anatomi dan Fisiologi untuk Mahasiswa Keperawatan. Jakarta: EGC