Kamis, 31 Mei 2012

abortus kompletus


BAB I
PENDAHULUAN

1.1.       LATAR BELAKANG

Banyak yang tidak tahu tentang abortus, karena setiap pendarahan sebetulnya belum tentu abortus.  Abortus/keguguran sendiri artinya suatu ancaman atau pengeluaran hasil konsepsi pada usia kehamilan kurang dari 20 minggu atau berat janin kurang dari 500 gram. Sedangkan konsepsi merupakan pembuahan sel sperma terhadap sel telur.Abortus  bermacam-macam jenisnya, makanya tidak setiap pendarahan selalu dilakukan tindakan kiret/kuretase. Ada yang dipertahankan sampai waktu tertentu dengan cara baring total dan obat-obatan penguat kandungan.
“Aborsi” adalah istilah biasa yang digunakan untuk menunjukkan penghentian kehamilan. “Abort” berarti “mengakhiri”dan aborsi bergun untuk mengakhiri kehamilan .Aborsi mungkin direncanakan dan terjadi secara spontan.Ketika kehamilan tidak direncanakan dan terjadi secara spontan. Ketika kehamilan tidak mampu diteruskan,hasilnya adalah aborsi spontan,juga dinamakan keguguran. Keguguran dapat ditandai oleh terjadinya pendarahan yang hebat dari vagina dan mungkin membutuhkan pertolongan secara medis.Aborsi biasanya dilakukan oleh dokter/ bidan/dukun, lebih disukai selama tiga bulan pertama dari kehamilan.
1.2.       RUMUSAN MASALAH
a.         Definisi abortus?
b.         Definisi abortus komplitus?
c.         Apa saja Etiologi abortus komplitus?
d.        Apa asuhan kebidanan yang diperlukan?
1.3.       TUJUAN
a.       Untuk mengetahui definisi abortus
b.      Untuk mengetahui definisi abortus komplitus
c.       Untuk mengetahui apa saja Etiologi abortus komplitus
d.      Untuk mengetahui asuhan kebidanan yang diperlukan


BAB II
PEMBAHASAN

2.1. DEFINISI ABORTUS

“Aborsi” adalahistilahbiasa yang digunakanuntukmenunjukkanpenghentiankehamilan. “ Abort ” berarti “ mengakhiri ” dan aborsi berguna untuk mengakhiri kehamilan .Aborsi mungkin direncanakan dan terjadi secara spontan .Ketika kehamilan tidak mampu diteruskan ,hasilnya adalah aborsi spontan ,juga dinamakan keguguran .Keguguran dapat ditandai oleh terjadinya pendarahan dari vagina dan mungkin membutuhkan pertolongan secara medis.
Abortus adalah pengeluaran hasil konsepsi sebelum janin mampu hidup luar kandungan. Batasan abortus adalah umur kehamilan kurang dari 20 minggu dan berat janin kurang dari 500 gram ( Greenhill, 1965). Sedang menurut WHO /FIGO (1998) adalah jika kehamilan kurang dari 22 minggu, bila berat janin tidak diketahui.Di Indonesia umumnya batasan untuk abortus adalah sesuai dengan definisi Greenhill yaitu jika umur kehamilan kurang dari 20 minggu dan berat janin kurang dari 500 gram.Abortus spontan dibagi menjadi abortus awal dan abortus yang terlambat. Abortus awal terjadi sebelum usia kehamilan mencapai 12 minggu. Abortus yang terlambat terjadi pada usia kehamilan 12 sampai 20 minggu (Gilbert dan Harmon,2003).
Abortus harus diduga bila seorang wanita dalam masa reproduksi mengeluh tentang perdarahan pervaginam setelah mengalami terlambat haid.Kecurigaan tersebut diperkuat dengan ditentukannya kehamilan muda pada pemeriksaan bimanual dan dengan tes kehamilan secara biologis (Galli Mainini) atau imunologik (Pregnosticon, Gravindex).
Sebagai kemungkinan diagnosis yang lain harus dipikirkan kehamilan ektopik terganggu, mola hidatidosa, atau kehamilan dengan kelainan pada serviks.
Kehamilan ektopik terganggu dengan hematokel retrouterina kadang sulit dibedakan dengan abortus dimana uterus posisi retroversi.Pada keduanya ditemukan amenorea disertai perdarahan pervaginam, rasa nyeri di perut bagian bawah, dan tumor dibelakang uterus.Tetapi keluhan nyeri biasanya lebih hebat pada kehamilan ektopik.Apabila gejala-gejala menunjukan kehamilan ektopik terganggu, dapat dilakukan kuldosintesis untuk memastikan diagnosanya.Pada molahidatidosa uterus biasanya lebih besar daripada lamanya amenorea dan muntah lebih sering.Apabila ada kecurigaan terhadap molahidatidosa, perlu dilakukan pemeriksaan ultrasonografi.
Karsinoma serviks uteri, polypus serviks dan sebagainya dapat menyertai kehamilan.Perdarahan dari kelainan ini dapat menyerupai abortus.Pemeriksaan dengan spekulum, pemeriksaan sitologik dan biopsi dapat menentukan diagnosis dengan pasti.

Abortus dibagi menjadi beberapa jenis, menurut kejadiannya abortus dibagi atas abortus spontan yang memang terjadi secara alamiah dan abortus provokatus yang kejadiannya dibagi atas abortus spontan yang memang terjadi secara alamiah dan abortus provokatus yang kejadiannya dipicu hal-hal tertentu. Menurut aspek klinis abortus dapat dibagi menjadi 6 golongan, yaitu abortus imminens, abortus insipiens, abortus kompletus, abortus inkompletus, missed abortion dan abortus habitualis. Masing-masing abortus memiliki tanda dan karakteristik sendiri.

Macam-macam Abortus adalah:
1. Abortus spontan
Abortus spontan adalah penghentian kehamilan sebelum janin mencapai viabilitas(usia kehamilan 22 minggu). Tahapan abortus spontan meliputi
a.         Abortus imminens (kehamilan dapat berlanjut).
Abortus imminens adalah peristiwa terjadinya perdarahan dari uterus pada kehamilan sebelum 20 minggu, dimana hasil konsepsi masih dalam uterus dan tanpa dilatasi serviks.Pada kondisi seperti ini, kehamilan masih mungkin berlanjut atau dipertahankan.
b.    Abortus insipiens (kehamilan tidak akan berlanjut dan akan berkembang menjadiabortus inkomplit atau abortus komplit).
Abortus insipiens adalah peristiwa perdarahan uterus pada kehamilan sebelum 20 minggu dengan adanya dilatasi serviks uterus yang meningkat, tetapi hasil konsepsi masih dalam uterus. Kondisi ini menunjukan proses abortus sedang berlangsung dan akan berlanjut menjadi abortus inkomplit atau komplit.
c.     Abortus inkomplit (sebagian hasil konsepsi telah dikeluarkan).
Abortus inkomplit adalah pengeluaran sebagian hasil konsepsi pada kehamilan sebelum 20 minggu dengan masih ada sisa tertinggal dalam uterus.
d.   Abortus komplit (seluruh hasil konsepsi telah dikeluarkan).
Abortus komplit adalah pengeluaran seluruh hasil konsepsi pada kehamilan sebelum 20 minggu.
e.              Abortus yang disengaja
abortus provokatus adalah pengakhiran kehamilan sebelum 20 minggu akibat suatu tindakan. Abortus provokatus dibagi menjadi 2 yaitu :
a.        Abortus provokatus terapeutik / artificialis
Merupakan terminasi kehamilan secara medis atau bedah sebelum janin mampu hidup (viabel).
Beberapa indikasi untuk abortus terapeutik diantaranya adalah penyakit jantung persisten dengan riwayat dekompensasi kordis dan penyakit vaskuler hipertensi tahap lanjut. Yang lain adalah karsinoma serviks invasif. American College Obstetricians and Gynecologists (1987) menetapkan petunjuk untuk abortus terapeutik :
·       Apabila berlanjutnya kehamilan dapat mengancam nyawa ibu atau mengganggu kesehatan secara serius. Dalam menentukan apakah memang terdapat resiko kesehatan perlu dipertimbangkan faktor lingkungan pasien.
·       Apabila kehamilan terjadi akibat perkosaan atau incest. Dalam hal ini pada evaluasi wanita yang bersangkutan perluditerapkan kriteria medis yang sama.
·       Apabila berlanjutnya kehamilan kemungkinan besar menyebabkan lahirnya bayi dengan retardasi mental atau deformitas fisik yang berat.
b.        Abortus provokatus kriminalis
Abortus provokatus kriminalis adalah interupsi kehamilan sebelum janin mampu hidup atas permintaan wanita yang bersangkutan, tetapi bukan karena alasan penyakit janin atau gangguan kesehatan ibu.Sebagian besar abortus yang dilakukan saat ini termasuk dalam katagori ini.
f.               Abortus tidak aman
Abortus tidak aman adalah suatu prosedur yang dilakukan oleh orang yang tidak
berpengalaman/ dalam lingkungan yang tidak memenuhi standar medis minimal/keduanya.
g.              Abortus septic
Abortus infeksiosa adalah abortus yang disertai infeksi pada genitalia, sedangkan abortus septik adalah abortus infeksiosa berat disertai penyebaran kuman atau toksin ke dalam peredaran darah atau peritoneum.

2.2. PENGERTIAN ABORTUS KOMPLITUS  
Abortus komplitus merupakan abortus spontan yang tidak dapat dihindari. Abortus kompletus ( keguguran lengkap ) adalah abortus yang hasil konsepsi (desidua dan fetus) keluar seluruhnya sebelum usia kehamilan 20 minggu.Ciri terjadinya abortus kompitus adalah: perdarahanpervaginam, kontraksi uterus, ostium serviks sudah menutup, ada keluar jaringan, tidak ada sisa dalam uterus, uterus telah mengecil. Diagnosis komplet ditegakkan bila jaringan yang keluar juga diperiksa kelengkapannya.

 Untuk memastikan rahim sudah bersih atau belum bisa dilakukan dengan pemeriksaan USG oleh dokter Spesialis Obstetri  dan Ginekologi. Tidak memerlukan penanganan khusus apabila rahim sudah bersih.Hanya saja pendarahan yang banyak bisa menimbulkan anemia atau kehilangnan haemoglobin dalam jumlah besar sehingga diperlukan tranfusi darah.Kalau hanya menderita anemia ringan saja, perlu diberikan tablet besi dan dianjurkan supaya makan makanan yang mengandung banyak protein, vitamin dan mineral.
Penanganan spesifik Abortus Komplit:
  • Apabila kondisi pasien baik, cukup diberi tablet ergometrin 3×1 tablet/hari untuk 3-5 hari.
  • Apabila pasien mengalami anemia sedang, berikan tablet sulfas ferosus 600 mg/hari selama 2 minggu disertai dengan anjuran mengkonsumsi makanan bergizi. Untuk anemia berat berikan transfuse darah.
  • Apabila tidak terdapat tanda-tanda infeksi tidak perlu diberi antibiotika, atau apabila khawatir akan infeksi dapat diberi antibiotik profilaksis.
·         Anjurkan pasien untuk diet tinggi protein,vitamin dan mineral.
·         Bila pasien anemia, berikan hematinik seperti sulfas ferosus atau transfusi darah 
·         Observasi untuk melihat adanya perdarahan banyak.
·         Pastikan untuk tetap memantau kondisi ibu setelah penanganan.
·         Kirimkan hasil konsepsi untuk pemeriksaan patologi (adanya hasil konsepsi,membuktikan bahwa bukan mola, kehamilan ektopik, dan sebagainya)
·         Kuretase tidak diperlukan
·         Erogonovin atau metilergonovin maleat diberikan tiga kali sehari dengan dosis 0,2 mg per oral selama tiga hari, dapat membangtu kontraksi uterus

2.3.    ETIOLOGI
Faktor yang memnyebabkan kematian fetus adalah faktor ovum sendiri, faktor ibu dan faktor bapak.
·               Kelainan ovum
                      Pada ovum abnormal 6% diantaranya terdapat degenerasi hidatid vilu. Abortus spontan yang disebabkan oleh karena kelainan dari ovum berkurang kemungkinan kalau kehamilan sudah lebih dari 1 bulan, artinya makin muda kehamilan saat terjadinya abortus makin besar kemungkinan disebabkan oleh kelainan ovum.
                      Penemuan morfologis yang paling sering terjadi dalam abortus dini spontan adalah abnormalitas dalam perkembangan zigot, embrio fase awal janin, atau kadang-kadang plasenta.Perkembangan janin yang abnormal, khususnya dalam trimester pertama kehamilan, dapat diklasifikasikan menjadi perkembangan janin dengan kromosom yang jumlahnya abnormal (aneuploidi) atau perkembangan janin dengan komponen kromosom yang normal (euploidi).

                      Abnormalitas kromosom sering terjadi di antara embrio dan janin fase awal yang mengalami abortus spontan serta menjadi sejumlah besar atau sebagian besar kehamilan awal yang sia-sia.Penelitian menyebutkan bahwa 50 – 60 % dari abortus dini spontan berhubungan dengan anomali kromosom pada saat konsepsi.
                      Menurut Hertig dkk pertumbuhan abnormal dari fetus sering menyebabkan abortus spontan. Menurut penyelidikan mereka, dari 1000 abortus spontan, maka 48,9 % disebabkan oleh ovum yang patologis (Mochtar,1998).Dua keadaan yang mungkin menjadi penyebab terjadinya abortus diatas : (1) abnormalitas genetik (2) sejumlah kasus maternal.
·               Pengaruh endokrin
Kenaikan insiden abortus bisa disebabkan oleh hipertiroidisme, diabetes mellitus, dan defisiensi progesteron. Defisiensi progesteron karena kurangnya sekresi hormon tersebut dari korpus luteum atau plasenta, mempunyai kaitan dengan insiden abortus. Karena progesteron berfungsi mempertahankan desidua, defisiensi hormon tersebut secara teoritis akan mengganggu nutrisi pada hasil konsepsi dan berperan dalam peristiwa kematian janin.
·           Faktor imunologis
Ada dua mekanisme utama pada abnormalitas imunologis yang berhubungan dengan abortus, yaitu : mekanisme alloimun dan mekanisme autoimun. Mekanisme autoimun adalah mekanisme timbulnya reaksi seluler atau humoral yang ditujukan kepada suatu lokasi spesifik dalam tubuh hospes. Alogenitas digunakan untuk menjelaskan ketidaksamaan genetik antar binatang dari spesies yang sama. Janin manusia merupakan cangkokan alogenik yang diterima dengan baik oleh tubuh ibu berdasarkan alasan yang tidak diketahui secara lengkap. Beberapa mekanisme imunologi dilaporkan bekerja untuk mencegah penolakan janin. Mekanisme tersebut mencakup faktor histokompatibilitas, faktor penghambat sirkulasi, faktor supressor lokal dan antibodi antileukositotoksik maternal atau anti paternal. Tidak adanya atau tidak disintesisnya salah satu faktor diatas oleh tubuh ibu menyebabkan terjadinya reaksi imun maternal abnormal yang berbalik melawan antigen dalam plasenta atau dalam jaringan janin lainnya dan mengakibatkan abortus.
·               Gamet yang menua
  Baik umur sperma atau ovum dapat mempengaruhi angka insiden abortus spontan. Gamet yang bertambah tua dalam traktus genitalis wanita sebelum fertilisasi, dapat meningkatkan kemungkinan terjadinya abortus.


·               Kelainan genetalia ibu
Ø Anomali congenital (hipoplasia uteri, uterus bikornus, dll)
Ø Kelainan letak dari uterus seperti retrafleksi uteri fiksata.
Ø Tidak sempurnanya persiapan uterus menanti nidasi yang telah dibuahi.
Ø Uterus terlalu cepat teregang (ada, kehamilan ganda).
Ø Distorsio uterus
·               Gangguan sirkulasi plasenta
                      Dijumpai pada ibu yang menderita penyakit refatis, hipertensi, hoksemia gravidarum, anomaly plasenta, dan endarteritis oleh lues.
·               Penyakit-penyakit ibu
         Misalnya pada :
Ø   Penyakit Infeksi yang memnyebabkan demam tinggi seperti pneumonia, tifoid, pielitis, rubeola, demam malta, dsb. Kematian fetus dapat disebabkan karena toksin dari ibu/ invasi kuman/ virus pada fetus.
Ø  Keracunan nikotin, gas racun, alcohol, dll.
Ø  Ibu yang arfiksia pada dekompensasi kordis, penyakit paru berat, anemi gravis.
Ø  Malnutrisi, avitaminosis dan gangguan metabolisme, hipotiroid, kekurangan vitamin A, C, atau E, diabetes melitus.
·               Antagonis Rhesus
         Pada antagonis rhesus, darah ibu yang melalui plasenta merusak darah fesus, sehingga terjadi anemia pada fetus yang berakibat meninggalnya fetus.
·         Terlalu cepatnya korpus luteum menjadi atrafis; / faktor serviks yaitu inkompetensi serviks, servisitis.
·         Perangsangan pada ibu yang memnyebabkan uterus berkontraksi umpamanya : sangat terkejut, obat-obatan uterotonika, ketakutan, laparotomi, dll.
·          Penyakit Bapak : umur lanjut, penyakit kronis seperti : TBC, anemi, dekompensasis kordis, malnutrisi, nefritis, sifilis, keracunan (alcohol, nikotin dll) sinar roentgen, avitaminosis.

2.4.    ASUHAN KEBIDANAN YANG DIPERLUKAN
·      penegakan diagnosis
Ø  Terlambat haid atau amenore kurang dari 20 minggu.
·         Pada pemeriksaan fisik: keadaan umum tampak lemah atau kesadaran menurun, tekanan darah normal atau menurun, denyut nadi normal atau cepat dan kecil, suhu badan normal atau meningkat.
·         Perdarahan pervaginam, mungkin disertai keluarnya jaringan hasil konsepsi
·         Rasa mulas atau keram perut di daerah atas simfisis, sering disertai nyeri pinggang akibat kontraksi uterus
·      pemeriksaan ginekologi :
Ø  inspeksi vulva : perdarahan pervaginam ada/ tidak  jaringan hasil konsepsi, tercium/tidak bau busuk darivulva 
Ø  Inspekulo: perdarahan dari cavum uteri, ostium uteri terbuka/ sudah tertutup, ada/tidak jaringan keluar dari ostium, ada atau tidak cairan atau jaringan berbau busuk dari ostium.
Ø  Colok vagina: porio masih terbuka atau sudah tertutup, teraba atau tidak jaringan dalam cavum uteri, besar uterus sesuai atau lebih kecil dari usia kehamilan, tidak nyeri saat porssio di goyang, tidak nyeri pada perabaan adneksa, kavum douglashi, tidak menonjol dan tidak nyeri.
Ø  Tes kehamilan: positif bila janin masih hidup, bahkan 2-3 minggu setelah abortus.
Ø  pemeriksaan doppler atau usguntuk menentukan apakah janinmasih hidup
Ø  pemeriksaan kadar fibrinogen darah pada missed abortion

·         manifestasi klinis
­            -semua hasil konsepsi telahdikeluarkan
-ostium uteri telah menutup
            -uterus sudah mengecil sehingga perdarahan sedikit
-besar uterus tidak sesuai dengan usia kehamilan.



BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Abortus komplitus merupakan abortus spontan yang tidak dapat dihindari.Abortus kompletus (keguguran lengkap) adalah abortus yang hasil konsepsi (desidua dan fetus) keluar seluruhnya sebelum usia kehamilan 20 minggu.Ciri terjadinya abortus kompitus adalah: perdarahan pervaginam, kontraksi uterus, ostium serviks sudah menutup, ada keluar jaringan, tidak ada sisa dalam uterus, uterus telah mengecil.Diagnosis komplet ditegakkan bila jaringan yang keluar juga diperiksa kelengkapannya.


DAFTAR PUSTAKA           
                                   
Ø  Supriyadi Teddy, Gunawan Johanes. 1994. Kapita Selekta Kedaruratan Obstetri dan Ginekologi. Jakarta: EGC
Ø  Rahayu Sri, Mahmudah Laili, dkk. 2003. Buku Ajar Bidan Myles, Ed.14 .jakarta: EGC
Ø  R. Scott James, J. Disaia Philip, dkk. 1995. Buku Saku Obstetri dan Ginekologi. Jakarta: Widya Medika





















iii

Tidak ada komentar:

Posting Komentar