BAB I
PENDAHULUAN
I.1 KELAHIRAN BAYI DAN
BERBAGAI PERMASALAHAN DI SEKITARNYA
Teori mengenai drama kelahiran
untuk selamanya akan merupakan teka-teki yang tidak mungkin bisa dijawab secara
memuaskan. Namun yang jelasadalah : anak bayi yang baru lahir itu sangatlah
tidak sempurna, dan banyak memiliki kekurangan. Misalnya pusat otak, sistem
persyarafan dan kemampuan-kemampuan psikis lainnya hampir semuanya belum
berkembang secara penuh. Oleh karena itu, kelahiran merupakan satu bagian dari
proses yang lebih lama dan lebih panjang dari ekstensi manusia, yang akan
dilanjutkan dengan pertumbuhan serta perkembangan dari macam-macam fungsi fisik
dan psikis yang berlangsung sepanjang hayat. Perkembangan ini harus
dilaksanakan dengan usaha perjuangan yang tidak ada hentinya.
Bayi yang baru lahir itu terlentang
dalan buaian tempat tidurnya, dilingkupi oleh berbagi pikiran, perasaan, sikap
hidup/ attitude, harapan-harapan dan dambaan ayah ibunya, serta anggota
keluarga lain. Jika lingkungan tersebut positif sifatnya, maka semua kombinasi
pikiran, perasaan, dan perbuatan dari lingkungannya akan menyajikan pada bayi
tadi bermacam-macam bentuk kenyamanan dan ketenangan. Sebaliknya, bila
lingkungan tadi tidak menguntungkan, beriklimkan suasana negatif, dan kehadiran
sang bayi tidak dikehendaki di tengah keluarga ini, maka semua dampak dari
emosi-emosi yang konfliktus, dan sentimen-sentimen yang bermusuh serta tidak
menyenangkan akan segera dirasakan oleh si bayi.
Selain itu, apabila sang ibu mengalami
ketakutan, ketegangan batin, kebingungan, kecemasan, kerisauan dan
kesusahan-kesusahan tertentu, maka interaksi ibu dengan bayi yang baru saja
dilahirkannya bisa terganggu. Sebab, kecemasan, ketegangan, kerisauan dan
kepedihan di hati ibu itu akan mengimbas dan menumbuhkan emosi-emosi yang sama
pula pada bayinya.
Biasanya ibu macam ini menampilkan
sikap yang ragu-ragu terhadap diri sendiri, menampakkan relasi yang tidak
mapan, atau menjlin relasi yang kurang harmonis dengan orang lain ( terutama
dengan suaminya ).
I.2 RUMUSAN MASALAH
a. apa faktor yang mempengaruhi proses persalinan
b. apa saja emosi-emosi pada masa hamil dan persalinan
c. faktor somatis dan psikis yang mempengaruhi persalinan
d. bentuk kegelisahan dan ketakutan menjelang persalinan
e. bagaimana proses persalinan itu bersifat somatis
f. bagaimana gejala psikologis yang menyertai proses
kelahiran
g. bentuk dinamisme proses persalinan
I.3 TUJUAN
a. agar lebih memahami faktor apa saja yang mempengaruhi
proses persalinan
b. mengetahi apa saja emosi-emosi pada ibu di masa hamil
dan persalinan
c. mengetahui faktor somatis dan psikis yang mempengaruhi
persalinan
d. mengetahui bentuk kegelisahan dan ketakutan menjelang
persalinan
e. mengetahui sifat somatis dalam proses persalinan
f. mengetahui berbagai gejala psikologis yang menyertai
persalinan
g. mengetahui bentuk-bentuk dinamisme proses persalinan
BAB II
PEMBAHASAN
II.1 FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PROSES
MELAHIRKAN BAYI
Peristiwa
kelahiran itu bukan hanya merupakan proses murni fisiologis belaka, akan tetapi
banyak pula diwaranai komponen-komponen psikologis. Aktvitas melahirkan bayi
ini cukup bervariasi, dari yang amat mudah dan lancar sampai yang paling sukar,
berlangsung normal ataupun melalui proses yang abnormal, contohnya dengan
secsio ceasaria.
Orang
menyebutkan beberapa faktor penyebab dari mudah-sulitnya aktivitas melahirkan
bayi, antara lain ialah :
1. Perbedaan
iklim dan lingkungan sosial, yang mempengaruhi fungsi-fungsi kelenjar endokrin.
Dan kelenjar-kelenjar endokrin ini sangat berperan penting saat proses
melahirkan.
2. Cara
hidup yang baik atau cara hidup yang sangat ceroboh dari wanita yang
bersangkutan. Sebab cara hidup tersebut, terutama cara hidup seksualnya,
mempengaruhi kondisi rahimnya dan organ genitalnya.
3. Kondisi
otot-otot panggul wanita. Bahwa otot panggul wanita primitif itu lebih efisien
daripada otot panggul wanita modern yang serba manja. Sebab, wanita primifif
itu hidupnya lebih aktif, dan kerjanya jauh lebih berat guna mengatasi
tantangan alam, jika dibandingkan dengan wanita modern yang hidup dalam
kebudayaan tinggi dengan bermacam kenyaman dan fasilitas. Kerja berat dan
kehidupan aktif jelas memperkuat otot panggulnya, sehingga memudahkan proses
kelahiran. Lagi pula, wanita primitif memiliki toleransi lebih besar terhadap
penderitaan dan rasa sakit ketika menghadapi persalinan. Dibandingkan dengan
proses reproduksi wanita modern yang mengalami proses degeneratif diakibatkan
kebudayaan yang memberikan segala kemudahandan kemanjaan yang menumbuhkan
mental kurang terlatih dalam melahirkan bayinya sendiri.
4. Kondisi
psikis/ kejiwaan wanita yang bersangkutan. Proses melahirkan sangat dipengaruhi
emosi dari sang calon ibu. Selain itu, biasanya proses melahirkan itu banyak
dipengaruhi oleh proses identifikasi wanita yang bersangkutan dengan ibunya.
Jika ibunya dahulu mudah dalam melahirkan anak-anaknya, maka pada umumnya kelak
anaknya juga akan mudah dalam mlahirkan. Dengan demikian, pengaruh-pengaruh
psikologi ibu ikut memainkan peran dalam fungsi reproduksi anak perempuannya. Fakta membuktikan,
bahwa baik di kalangan wanita yang berkebudayaan primitif ataupun modern,
seringkali berlangsung peristiwa sebagai berikut :
Wanita
seringkali dihadapkan pada gangguan-gangguan yang cukup serius dan macam-macam
kesulitan sewaktu proses persalinan. Proses kesulitan yang mendorong orang
untuk mengenmbangkan ilmu kebidanan dan kedokteran guna memperingan penderitaan
ibu yang sedang melahirkan bayinya.
II.2 EMOSI-EMOSI PADA MASA
HAMIL DAN PROSES PERSALINAN
Memang benar, bahwa pada zaman
mutakhir ini kepercayaan pada keuatan gaib selama proses reproduksisudah sangat
berkurang. Sebab, secara biologis, anatomis, dan fisiologis berbagai kesulitan
dalam persalinan dapat dijelaskan dengan alasan ilmu pengetahuan. Namun dalam abad
yang modern saat ini, bentuk kesulitan yang disebabkan oleh kegaiban telah
berubah menjadi :
ü Kecemasan
dan ketakutan terhadap dosa-dosa atau kesalahan –kesalahan sendiri. Karena rasa
berdosa inilah wanita takut jika bayi yang akan dilahirkan akan mengalami cacat
jasmani ataupun rohani.
Kita bisa memahami bahwa proses
kelahiran sangat dipengaruhi pada
kondisi biologis. Akan tetapi, hampir tidak ada kondisi biologis yang tidak
dipengaruhi oleh kondisi psikis. Maka dapat dimengerti bahwa rasa mual, capek,
tidak dapat tidur dengan nyenyak, sesak napas dan sebagainya tersebut pasti
mengakibatkan timbulnya rasa tegang, ketakutan, kecemasan, konflik batin dan
material psikis lainnya. Hal ini diperparah dengan bertmabahnya beban jasmani
selama mengandung, apalagi pada saat mendekati proses persalinan.
Sue, dkk (dalam Kartikasari, 1995) menyebutkan bahwa manifestasi
kecemasan terwujud dalam empat hal yaitu :
1. Manifestasi kognitif
Terwujud dalam pikiran seseorang, seringkali memikirkan tentang
malapetaka atau kejadian buruk yang akan terjadi,
2. Perilaku motorik
Kecemasan seseorang terwujud dalam gerakan tidak menentu seperti
gemetar,
3. Perubahan somatic
Muncul dalam keadaan mulut kering, tangan dan kaki kaku, diare,
sering kencing, ketegangan otot, peningkatan tekanan darah dan lain‐lain. Hampir semua penderita kecemasan menunjukkan peningkatan
detak jantung, peningkatan respirasi, ketegangan otot, peningkatan tekanan
darah dan lain‐lain,
4. Afektif
Diwujudkan dalam perasaan gelisah, perasaan tegang yang
berlebihan.
II.3 FAKTOR
PSIKIS YANG MEMPENGARUHI PROSES PERSALINAN BAYI
Setiap proses biologis dari fungsi keibuan dan reproduksi
yaitu sejak turunnya bibit ke dalam rahim sampai saat melahirkan bayi
senantiasa dipengaruhi oleh pengaruh-pengaruh psikis tertentu. Maka ada :
ü Interdependensi faktor psikis dan faktor fisik
ü Jadi pada fungsi reproduksi yang sifatnya biologis itu selalu
dimuati pula oleh elemen-elemen psikis
Dengan demikian
segenap perkembangan psikis dan pengalaman emosional di masa silam dari wanita
yang bersangkutan ikut berperan dalam kegiatan mempengaruhi mudah atau sukarnya
proses melahirkan.
Sangat menarik
hati jika kita bisa mendapatkan wawasan tentang reaksi-reaksi psikis dari
wanita yang sedang melahirkan bayinya secara spontan. Yaitu memperhatikan:
ü Pengalaman feminin, kebahagiaan, kepedihan/kesakitan yang paling
memuncak dan paling mengesankan dalam hidupnya, terutama pada saat kelahiran
bayi pertamanya.
Secara
umum, gangguan psikis ini disebabkan beberapa faktor, yaitu:
·
Perubahan
hormon
Perlu diketahui, ketika mengandung bahkan setelah melahirkan terjadi
"fluktuasi" hormonal dalam tubuh. Hal inilah yang antara lain
menyebabkan terjadinya gangguan psikologis pada ibu yang baru melahirkan.
·
Kurangnya
persiapan mental
Yang dimaksud di sini adalah kondisi psikis atau mental yang
kurang dalam menghadapi berbagai kemungkinan seputar peran ganda merawat bayi,
pasangan, dan diri sendiri. Terutama hal-hal baru dan "luar biasa" yang bakal dialami
setelah melahirkan. Ini tentunya dapat menimbulkan masalah. Penderitaan
fisik dan beban jasmaniah selama berminggu-minggu terakhir masa kehamilan itu
menimbulkan banyak gangguan psikis dan pada akhirnya mereganggkan jalinan
hubungan ibu dan anak yang semula tunggal dan harmonis. Maka beban inilah yang
menjadi latar belakang dari impuls-impuls emosional yang diwarnaioleh sika
permusuhan terhadap bayinya. Lalu ibu tersebut mengharapkan jika bayi yang
dikandungnya untuk segera dikeluarkan dari rahimnya.
·
Keinginan
narsistis
Keinginan yang narsistis ini cenderung menolak kelahiran
bayinya, dan ingin mempertahankan bayinya selama mungkin di dalam kandungan.
Peristiwa ini disebabkan oleh :
a) Fantasi tentang calon bayinya yang akan menjadi objek kasih
sayang
b) Beban fisik oleh semakin membesarnya bayi dalam kandungan
Kedua peristiwa
itu menimbulkan kecenderungankuat untuk cepat-cepat “ melemparkan sang bayi
keluar “ dari kandungan.
II.4 KEGELISAHAN DAN
KETAKUTAN MENJELANG KELAHIRAN BAYI
Pada setiap wanita baik yang bahgia maupun yang tidak bahagia
pasti dihinggapi campuran perasaan yaitu : rasa kuat, berani, rasa lemah hati,
takut, ngeri,rasa cinta dan benci, yang semuanya menjadi semakin intensif pada
saat mendekati masa kelahiran bayinya.
Apakah yang menjadi sebab semua kegelisahan dan ketakutan ini
?
Sebab-sebabnya antara lain :
1) Takut mati
Walaupun proses kelahiran adalah proses yang fisiologis yang
normal, namun hal tersebut tidak lantas menghilangkan resiko-resiko dan bahaya
kematian. Bahkan proses kelahiran yang normal sekalipun senantiasa disertai
pendarahan dan kesakitan-kesakitan yang hebat. Peristiwa-peristiwa inilah yang
menimbulkan ketakutan-ketakutan, terutama takut akan mati, baik kematian
sendiri, maupun kematian bayi yang dilahirkannya.
2) Trauma kelahiran
Trauma kelahiran ini berupa ketakutan akan berpisahnya bayi
dari rahim ibunya. Yaitu merupakan ketakutan untuk dilahirkan di dunia, dan
takut terpisahnya dari ibunya.
Ketakutan berpisah ini ada kalanya menghinggapi seorang ibu
yang merasa amat takut kalau bayinya akan berpisah dengan dirinya.
3) Perasaan bersalah/berdosa
Sebab lain yang menimbulkan ketakutan akan kematian pada
proses melahirkan bayinya ialah :
Perasaan bersalah atau berdosa terhadap ibunya.
Dalam semua aktivitas reproduksinya, wanita itu banyak
melakukan identifikasi terhadap ibunya. Jika identifikasi ini menjadi salah
bentuk, dan wanita tadi banyak mengembangkan mekanisme rasa-rasa bersalah dan
rasa berdosa terhadap ibunya, maka peristiwa tadi membuat dirinya menjadi tidak
mampu berfungsisebagai ibu yang bahagia, sebab selalu saja ia dibebani atau
dikejar-kejar oleh rasa berdosa.
Perasaan berdosa ini erat kaitannya dengan ketakutan akan
mati pada saat wanita tersebut melahirkan bayinya. Oleh karena itu, kita jumpai
adat kebiasaan sejak zaman dulu sampai sekarang berupa :
Ø Orang lebih suka dan merasa lebih mantap kalau ibunya/
neneknya menunggui saat proses persalinan.
Ø Maka sangat pentinglah kehadiran ibu tersebut saat anaknya
melahirkan.
4) Ketakutan riil
Pada setiap wanita
hamil, ketakutan untuk melahirkan bayinya itu bisa diperkuat oleh sebab-sebab
konkret lainnya. Misalnya :
a) Takut kalau-kalau bayinya akan lahir cacat, atau lahir dalam
kondisi yang patologis.
b) Takut kalau bayinya akan bernasib buruk disebabkan oleh
dosa-dosa ibunya di masa lampau
c) Takut kalau beban hidupnya akan menjadi semakin berat oleh
lahirnya sang bayi
d) Munculnya elemen ketakutan yang sangat mendalam dan tidak
disadari, kalau ia akan dipisahkan dari bayinya
e) Takut kehilangan bayinya yang sering muncul sejak masa
kehamilan sampai waktu melahirkan bayinya. Ketakutan ini bisa diperkuat oleh
rasa-rasa berdosa atau bersalah.
Sehubungan dengan
ini, persiapan mental sebagai mekanisme pertahanan diri menghadapi kelahiran
bayi ( dan mengatasi perasaan takut mati ) itu sangat penting untuk :
Ø Meredam segala bentuk kecemasan dan ketakutan
Ø Dan bagi suksesnya kelahiran sang bayi
Persiapan mental
yang cukup lama dan tangguh jauh sebelum kelahiran bayi itu bisa mengumpulkan
tenaga-tenaga guna melindungi diri dari segala untuk kepanikan, serta
memberikan rasa aman untuk diri sendiri.
II.6
PROSES PERSALINAN BERSIFAT
PSIKOSOMATIS
Jelaslah kini
bahwa proses melahirkan bayi itu tidak melulu somatis sifatnya, akan tetapi
bersifat psiko somatis. Sebab banyak elemen psikis ikut mempengaruhi kelancaran
atau kelmbatan proses melahirkan bayi tersebut.
Pada seluruh
proses petsalinan segala pengaruh psikis bisa menghambat atau memperlambat
proses persalinan, atau bisa juga mempercepat kelahiran bayi.maka fungsi
biologis dari reproduksi itu amat dipengaruhi oleh kehidupan psikis dan
emosional wanita tersebut.
Oleh karena itu
sejak awal kehamilan seorang wanita haruslah memiliki kesiapan dan kerelaan
untuk mempersiapan diri secara fisik dan mental untuk kelahiran bayinya.untuk
memperjelas proses periode terahir masa kehamilan, yaitu persalinan dikemukakan
beberapa peristiwa sebagai berikut:
Fenomena
fisiologis pada kelahiran bayi yang normal itu ditandai oleh tiga tahap yaitu:
1.
Proses
melebar atau mengembang
Proses
mengembanganya saluran vagina dan ujung uterus pada tahap pertama disertai
kontraksi-kontraksi lemah dari otot-otot tahim disertai rasa sakit
sedikit-sedikit yang berlangsung secara berkepanjangan.hal tersebut dijadikan
tanda untuk berjaga-jaga dan mengadakan persiapan terahir.
2. Proses melontarkan atau melahirkan.
Selama fase
melahirkan kontraksi pada uterus berlangsung terus.hal ini diakibatkan oleh
karena otot-otot pada ujung uterus yang bergerak memanjang disertai otot-otot
yang bergerak melintang berbatsan denganya.kontraksi sirkuler atau melingkar
tersebut bergerak semakin ke atas, diikuti kesakitan dan rasa nueri yang
semakin hebat.
Fungsi otot-otot
uterus, kontraksi dan kelahiran bayi itu sangat bergantung pada
rangsangan-rangsangan saraf.dan rangsangan saraf ini bersumber pada tiga sistem yaitu:
a. Sistem saraf simpatis
yang menghambat kelahiran janin
b. Sistem saraf parasimpatis yang melancarkan kelhiran janin
c. Saraf lokal dari ganglia dalam otot-otot uterus yang ikut
membentu kontraksi kelahiran.
Maka proses
kelahiran bayi itu bergantung pada interaksi harmonis dari macam-macam otot dan
rangsangan saraf tadi.yang hal tersebut sangat bergantung pada pengarus emosi
wanita yang akan melahirkan.
3. Periode post partum
Biasanya berlangsung selama 15-30 menit sesudah kelahiran bayi.pada
fase ini sisa-sisa produk kehamilan yaitu plasenta dan sisa-sisa darah dikeluarkan
semua.
Ini dapat dipahami
bahwa proses kelahiran dengan macam-macam ketakutan dan kecemasan itu merupakan
semaian yang subur bagi pengaruh psikogenik.sikap ibu terhadap bayinya,
kesiapan mental untuk funsi keibuan, segenap peristiwa selama kehamilan,
seruruh pengalamn hidupnya, semua itu memberikan kontribusi terhadap keadaan
psikis pada proses kelahiran.
II.7 GEJALA PSIKOLOGIS YANG MENYERTAI PROSES KELAHIRAN
Fenomena psiologis yang menyertai proses persalinan itu
bermacam-macam. Setiap wanita memiliki disposisi kepribadian yang definitif dan
mewarnai proses kelahiran bayinya. Pada garis besarnya bisa dikatakan “
mewarnai“ itu mengandung pengertian menonjolkan kepasifan atau keaktifan pada
saat kelahiran bayinya.
Tugas penting atau yang paling utama dari seorang wanita
dalam proses kelahiran bayinya, khusus pada periode permulaan (periode mulai
melebarny saluran vagina dan ujung uterus) ialah sebagai berikut:
a. Sepenuhnya patuh mengikuti kekeuatan-kekuatan naluriah dari
dalam
b. Memberika partisipasi sepenuhnya
c. Dengan kesabaran sanggup menderita segala kesakitan.
Selanjutnya , jika
proses kesakitan pertama-tama menjelang kelahiran itu disertai banyak
keteganagan batin dan rasa cemas atau ketakutan yang berlebihan, atau disertai
kecenderungan yang sangat kuat untuk bertingkah super aktif, dan mau mengatur
sendiri proses persalinan maka:
a. Proses kelahiran bayi bisa menyimpang dari pola normal dan
spontan
b. Prosenya kan sangat terganggu (merupakan kelahiran yang
abnormal).
Situasi pada
periode kedua berlangsung agak berbeda sekarang wanita harus berkerja keras
menahan kesakitan yang semakin hebat. Dan tekanan-tekanan dalam perut harus
disertai usaha merejan secara sungguh-sungguh.semua ini dibarengi dengan
kontrak-kontraksi dari dalam, diperkuat oleh kemamuan sendiri, dan dirangsang
oleh dorongan serta sugesti dari luar yaitu dari bidan, dokter dll maka segenap
daya psikis dan fisik wanita benar-benar dikonsentrasikan pada pengabdian diri
untuk melanggenggkan generasi manusia dengan jalan melahirkan bayinya.
II.8 DINAMISME PROSES KELAHIRAN
Dinamisme proses kelahiran itu
sangat khas yaitu:
1. Segenap energi psikis dan kemampuan jasmaniah calon ibu yang
bersangkutan akan dikonsentrasikan pada aktivitas melahirkan bayi.
2. Lalu ia merasakan emosi-emosi kebahagian dan kenikmatan,
karena terlepas bebas dari seribu satu macam kecemasan, kesakitan, dan
penderitaan fisik selam kurang lebih 24-48 jam, sejak kesakitan preliminer,
merejan samapai kelahiran bayinya.
3. Keingintahuan akan jenis kelamin anaknya yang baru lahir
4. Relasi-relasi afiksional penuh kasih sayang yang pertama kali
dengan bayinya yang cantik mungil.
Maka semua unsur
ini memberikan satu puncak kebahagiaan jiwa pada dirinya.kemudian terpancar
perasaan cinta kasih yang tidak kunjung habis terhadap bayi atau anaknya.
BAB III
PENUTUP
III.1 KESIMPULAN
Dengan semakin
majunya peradaban, kepercayaan takhayul terhadap kekuatan-kekuatan gaib dan
supranatural yang membarengi fungsi reproduksi menjadi semakin menipis. Sebab
kemajuan teknis di bidang biologi, anatomi, fisiologi, kedokteran, dan medis
banyak sekali mengurangi resiko kematian saat persalinan. Akan tetapi, dalam
adab kebudayaan modern dengan macam-macam kemajuan ilmiah dan berbagai macam
paham materialistis sekarang ini, bentuk hantu-hantu gaib yang mengancam
kelahiran itu mendapat bentuk baru yaitu :
Kecemasan atau
ketakutan terhadap dosa-dosa sendiri, terutama dosa terhadap ibu. Dan kecemasan
tersebut beralih bentuk menjadi perasaan takut mati di waktu melahirkan bayi, takut
kalau dirinya sendiri yang mati atau bayinya, diakibatkan karma dari dosa-dosa
terhadap ibunya.
DAFTAR PUSTAKA
Kartono, kartini. Psikologi Wanita Jilid 2 ( Mengenal
Wanita Sebagai Ibu & Nenek ). Jakarta : Mandar Maju
Bet365 Casino Site: Review | Player Bonuses and
BalasHapusBet365 offers a broad range of deccasino slots and live casino games. Bet365 offers sports betting, bingo, casino games, 카지노사이트 bingo, live dealer casino and worrione so much more.